Mengelola Risiko Dalam Mengatur Fikiran yang Berlebihan
MENGELOLA RISIKO DALAM MENGATUR FIKIRAN YANG BERLEBIHAN
Hana Lidini Hanifah
Program Studi Manajemen Bisnis Syariah
STEI SEBI
Email :hanalidini@gmail.com
Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial dan bagian dari masyarakat. Dalam kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, kehidupan manusia diiringi dengan adanya resiko-resiko. Bisa dikatakan setiap kegiatan dalam kehidupan manusia selalu mengandung risiko.
Maka dari itu pentingnya kita sebagai manusia yang punya akal dan fikiran untuk memahami Manajemen risiko. Manajemen risiko memungkinkan mengidentifikasi masalah yang muncul dan mengelola risiko dengan tepat. Lebih lengkapnya, Manajemen risiko berupaya mengurangi risiko kejadian buruk yang terjadi dengan melakukan penilaian, peninjauan, dan kemudian mencari cara untuk mencegah kejadian buruk tersebut secara sistematis. Saat ini, Manajemen risiko dapat ditemukan dalam struktur berbagai fasilitas kesehatan mental. Kesehatan mental itu sendiri berkaitan dengan emosi, kejiwaan dan juga psikis. Gangguan dalam kesehatan mental berawal dari adanya masalah yang ada, bahkan dari masalah yang tidak ada tapi timbul dalam fikiran manusia masing-masing. Pada awalnya, gangguan kesehatan mental berasal dari fikiran yang berlebihan.
Adanya Fikiran berlebihan yang tiba-tiba datang. Fikiran berlebihan yang datang tanpa melihat waktu, Fikiran berlebihan yang dapat menjadi beban. Kecemasan tentang masa depan, evaluasi diri yang terus-menerus, bahkan selalu mengingat-ingat masa lalu yang semakin diingat akan semakin menjadi beban karna penyesalan yang dirasakan. Semua hal tersebut dapat menciptakan gelombang fikiran yang melibatkan dalam risiko nyata terhadap kesehatan mental.
Mengelola risiko dalam konteks fikiran yang berlebihan bukan sekadar mencari solusi untuk menghilangkan beban fikiran. Lebih dari itu, tujuannya adalah dengan membentuk cara pandang yang lebih seimbang terhadap pemikiran, menciptakan ruang untuk tumbuh, dan juga menjalin hubungan yang lebih baik dengan diri sendiri.
Artikel ini akan membahas strategi-strategi untuk mengelola risiko mental yang muncul dari fikiran yang berlebihan. Dari pendekatan mindfulness hingga menetapkan batasan, di sini kita akan menjelajahi metode-metode yang dirancang untuk membantu membentuk dasar kesehatan mental yang kokoh.
Pembahasan
Ketika fikiran berlebihan mengambil kendali, risiko terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan pribadi dapat meningkat. Mengelola resiko ini bukan hanya tentang menjaga keseimbangan, tetapi juga membentuk pondasi yang kuat untuk menjalani kehidupan yang bermakna. Biasanya, hal pertama dalam mengelola resiko fikiran yang berlebihan adalah mengenali pola pikir yang mungkin memicu kecemasan atau stres. Terlalu banyak berpikir dapat memicu terjadinya gangguan kecemasan. Ketika seseorang terjebak dalam siklus pemikiran, mereka sering membayangkan kejadian yang mengerikan dan meragukan kemampuan mereka sendiri, padahal bayangan itu belum tentu terjadi.
Kondisi ini bisa menimbulkan ketakutan mereka terhadap situasi sosial, karena mereka terus-menerus memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka. Terlalu banyak berpikir meningkatkan pikiran dan ketakutan negatif serta meningkatkan kecemasan sosial yang ada. Mengenali pola pikir diri sendiri memerlukan kesadaran diri yang aktif dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang. Maka dari itu penting sekali untuk kita memulai dari sekarang mengenali pola pikir diri sendiri agar menghindari kecemasan yang muncul.
Selain dari mengenali pola pikir diri sendiri, Mindfulness atau kesadaran diri adalah keterampilan yang berharga dalam mengelola fikiran yang berlebihan. Keterampilan yang berharga bisa juga dengan memulai praktik meditasi secara teratur yang dapat membantu mengarahkan perhatian kita fokus ke diri kita saat ini, dan juga mengurangi kecemasan tentang masa depan atau penyesalan tentang masa lalu. Dengan meditasi ini kita juga akan menerima pikiran dan perasaan tanpa menilai atau merespons secara berlebihan. Ini melibatkan pemahaman bahwa pikiran dan perasaan adalah bagian alami dari pengalaman manusia, dan kita dapat mengamati tanpa harus terlibat secara mendalam atau terjebak di dalamnya. Selain meditasi, Mindfulness juga bisa dengan yoga atau bahkan kegiatan yang kita lakukan dalam sehari hari seperti makan, olahraga, jalan-jalan, belanja, dan banyak hal lainnya yang dapat membuat kecemasan kita beralih untuk fokus pada kebahagiaan diri sendiri.
Kita tidak hanya perlu mengenali pola pikir, maupun kesadaran diri, tapi penting juga untuk kita Menetapkan batasan yang jelas pada pemikiran yang berlebihan agar dapat membantu mencegahnya merajalela. Ini termasuk mengenali kapan harus berhenti merenung, memutuskan, atau meresapi situasi yang mungkin memicu stres. Menetapkan batasan pada pikiran berlebihan melibatkan usaha dan kesadaran diri yang terus menerus. Dengan praktik dan kesabaran, dapat mengembangkan keterampilan untuk mengelola dan mengurangi dampak fikiran berlebih terhadap kesejahteraan.
Terkadang, berbicara dengan seseorang yang dipercayai dapat memberikan perspektif baru dan dukungan emosional. Membuka diri tentang fikiran yang berlebihan dapat membantu mengurangi beban mental. Dengan berbicara terbuka, berkeluh kesah, maupun mengutarakan perasaan sangat membantu kita agar tidak merasa sendirian, agar tidak berlarut-larut dalam beban fikiran yang berlebih.
Kebiasaan sehat, seperti tidur cukup, berolahraga, dan pola makan yang seimbang, sangat berkontribusi pada keseimbangan mental secara keseluruhan. Hal ini dapat membantu mengelola stres dan memperkuat kesehatan mental. Selain kebiasaan-kebiasaan sehat tersebut, Penting juga untuk kita membatasi dalam bermain media sosial. Dikarenakan tidak sedikit konten yang dapat memicu stres, dan membuat kecemasan-kecemasan baru dalam fikiran.
Menciptakan waktu dan ruang untuk kegiatan kreatif dan kesenangan membantu meredakan tekanan pikiran. Yang penting adalah menemukan kegiatan kreatif yang benar-benar memberikan kegembiraan dan kepuasan bagi diri sendiri. Hal tersebut adalah investasi berharga yang dapat menjadi bentuk pelarian dari pemikiran yang berlebihan dan memberikan kelegaan secara emosional.
Pentingnya untuk kita Menerima emosi, termasuk yang muncul dari fikiran yang berlebihan, yaitu langkah penting dalam pengelolaan risiko mental. Mengenali emosi yang ada pada diri, memberinya tempat, dan mencari cara yang sehat untuk mengelolanya. Beri diri sendiri izin untuk merasakan emosi tanpa rasa bersalah. Pahami dengan bijak bahwa emosi adalah respon alami dalam hidup yang akan selalu datang tapi tidak selalu bisa dihindari dan juga tidak selalu bisa kita terima dan meluapkan semuanya.
Kesimpulan
Mengelola risiko dalam mengatur fikiran yang berlebihan adalah tentang membuka pintu menuju keseimbangan mental. Dengan mengenali pola pikir, menerapkan praktik mindfulness, menetapkan batasan, berbagi dengan orang terpercaya, mengembangkan kebiasaan sehat, dan menciptakan ruang untuk kreativitas, kita dapat membentuk fondasi mental yang kuat. Dengan menerapkan strategi ini, kita dapat meraih kehidupan yang lebih damai, produktif, dan bermakna. (Hana Lidini Hanifah)